Penggiat Seni...

Bicara Seni


ShoutMix chat widget

Thursday, September 30, 2010

EDU 3108 - [kepimpinan guru 1]

Definisi

i. Definisi Kepimpinan

a. Kepimpinan dari segi bahasa dan istilah

Kepimpinan mengikut Kamus Dewan adalah terbitan daripada “pimpin” membawa erti “bimbing”, “pandu” atau “tunjuk”. Memimpin diberi erti sebagai memegang tangan dan membawa berjalan menuju sesuatu tempat. Kepimpinan membawa erti keupayaan memimpin.

Kepimpinan dari segi Pendidikan

· Dalam hal ini, Hadari Nawawi mengemukakan pengertian kepimpinan pendidikan dan kepimpinan sekolah sebagai berikut: "Kepimpinan sekolah adalah proses menyatukan buah fikiran dan pendapat untuk mewujudkan menjadi kesatuan gerak yang terarah pada pencapaian matlamat persekitaran, kakitangan sekolah, yang didalamnya terkandung makna menggerakkan, memotivasi orang lain dan kelompok agar bersedia melakukan tugas-tugas sebagai rakan kerja di sekolah"

· Ahmad Rohani H.M dan Hijrah Abu Ahmadi mentakrifkan kepimpinan Pendidikan sebagai berikut: "Kepimpinan Pendidikan iaitu muat kegiatan mempengaruhi, menggerakkan dan menyelaras individu-individu organisasi atau institusi tertentu untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan".

Daripada definisi-definisi di atas, dapatlah dirumuskan definisi kepimpinan pendidikan sebagai satu kemampuan dan muat mempengaruhi, menyelaras dan menggerakkan orang-orang lain yang ada hubungan dengan pembangunan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, agar kegiatan-kegiatan dijalankan boleh lebih berkesan dan cekap di dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran.

ii. Definisi Pengurusan Sekolah

· Menurut Stephen J. Knezevich, Pengurusan Sekolah adalah suatu proses yang terdiri dari usaha mencipta, memelihara, merangsang, dan mempersatukan semua daya yang ada pada suatu organisasi pendidikan agar tercapai tujuan yang telah ditentukan lebih dulu.

· Manakala menurut Albert Shuster, Pengurusan Sekolah didefinasikan sebagai integrasi seni dan ilmu secara kreatif idea-idea, material, dan orang dalam satu kesatuan organik atau unit yang bekerja secara harmoni untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Daripada definisi-definisi di atas, dapatlah dirumuskan definisi pengurusan sekolah sebagai segala usaha yang dijalankan oleh sesuatu organisasi pendidikan untuk memenuhi matlamat dan tujuan tertentu disamping menyelenggarakan dan mengekalkan struktur organisasi pendidikan tersebut.

Pendekatan sifat-sifat kepimpinan dan perilaku kepimpinan.

a. Pendekatan sifat-sifat kepemimpinan

Untuk memperoleh kemampuan dalam dalam kepimpinan diperlukan sejumlah sifat-sifat yang baik dan tepat, tetapi untuk sejumlah sifat-sifat tersebut tidaklah cukup untuk memperoleh sifat pemimpin. Kerana sifat-sifat itu harus diterapkan dalam praktek pada waktu dan keadaan yang tepat pula. Disamping itu diperlukan pula adanya bawahan atau sekumpulan orang yang mencari kepimpinannya. Sifat-sifat kepimpinan itu mencakupi : pengetahuan, kecerdasan, imaginasi, kepercayaan diri, integrasi, kepandaian berbicara, pengendalian dan keseimbangan mental dan emosional, pergaulan sosial dan persahabatan, dorongan, entusiasme dan keberanian.

b. Pendekatan perilaku kepimpinan

Pendekatan perilaku akan menentukan apa yang dilakukan oleh para pemimpin efektif, bagaimana mereka mendelegasikan tugas, bagaimana mereka berkomunikasi dan memotivasi bawahan mereka, bagaimana mereka menjalankan tugas. Tidak seperti pendekatan sifat, pendekatan perilaku dapat dipelajari atau dikembangkan sehingga individu-individu dapat dilatih dengan perilaku kepimpinan yang tepat agar mampu memimpin dengan efektif. Pendekatan perilaku memusatkan perhatiannya pada dua aspek perilaku kepimpinan iaitu :

b.i Fungsi Kepimpinan

Kepimpinan yang efektif hanya dapat wujud apabila dijalankan sesuai dengan fungsinya. Fungsi pemimpin ini berhubungan langsung dengan keadaan sosial dalam kehidupan kelompok atau organisasi masing-masing yang mengisyaratkan bahawa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar keadaan itu. Pemimpin harus berusaha agar menjadi sebahagian di dalam situasi sosial kelompok/organisasinya.

Pemimpin yang membuat keputusan dengan memperhatikan situasi sosial kelompok/organisasinya, akan dirasakan sebagai keputusan bersama yang menjadi tanggung jawab bersama pula dalam melaksanakannya. Dengan demikian akan terbuka peluang bagi pemimpin untuk mewujudkan fungsi-fungsi kepimpinan sejalan dengan situasi sosial yang dikembangkannya.

Fungsi kepimpinan itu memiliki dua dimensi sebagai berikut :

v Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktiviti pemimpin, yang terlihat pada pandangan orang-orang yang dipimpinnya.

v Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas tugas pokok kelompok/organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pemimpin.

Berdasarkan kedua dimensi itu, selanjutnya secara operasional dapat dibahagikan kepada lima fungsi asas kepimpinan. Lima fungsi kepimpinan tersebut adalah :

· Fungsi Instruktif

Pemimpin sebagai pengambil keputusan berfungsi memerintahkan pelaksanaannya pada orang-orang yang dipimpin. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bila (waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif.

· Fungsi Konsultatif

Pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya. Konsultasi dapat pula dilakukan melalui arus sebaliknya, yakni dari orang-orang yang dipimpin kepada pemimpin yang menetapkan keputusan dan memerintahkan pelaksanannya. Hal ini berarti fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi dua arah, meskipun pelaksanaannya sangat tergantung pada pihak pemimpin.

· Fungsi Partisipasi

Fungsi ini bererti kesediaan pemimpin untuk tidak berlepas tangan pada saat-saat orang yang dipimpin melaksanakan keputusannya. Pemimpin tidak boleh sekedar mampu membuat keputusan dan memerintahkan pelaksanaannya, tetapi juga ikut dalam proses pelaksanaannya, dalam batas-batas tidak menyimpang dan mengganti petugas yang bertanggung jawab melaksanakannya.

· Fungsi Delegasi

Fungsi ini mengharuskan pemimpin memilih tugas pokok organisasinya dan menilai yang dapat dan tidak dapat untuk diberikan kepada orang-orang yang dipercayainya. Fungsi delegasi pada dasarnya bererti kepercayaan. Pemimpin harus bersedia dan dan dapat mempercayai orang lain sesuai dengan jawatan/jabatannya.

· Fungsi Pengendalian

Pemimpin mampu mengatur aktiviti anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimum.

b.ii Gaya kepimpinan

Pandangan kedua tentang perilaku kepimpinan ini memusatkan pada gaya kepimpinan dalam hubungannya dengan bawahan. Menurut Nasution (2004) Gaya kepimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Gaya kepimpinan ini pada gilirannya merupakan dasar dalam mengklasifikasikan jenis kepemimpinan. Gaya kepimpinan memiliki tiga corak dasar, yaitu :

· Gaya kepimpinan yang mementingkan pelaksanaan tugas secara efektif dan efesien, agar mampu mewujudkan tujuan secara maksimal.

· Gaya kepimpinan yang mementingkan pelaksanaan hubungan kerja sama.

· Gaya kepimpinan yang mementingkan hasil yang dapat dicapai dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Disini pemimpin menaruh perhatian yang besar dan memiliki keinginan yang kuat, agar setiap anggota berprestasi sebesar-besarnya.

Ketiga corak dasar perilaku kepimpinan dalam praktik tidak terjadi terpisah-pisah. Pemisahan sebagaimana tersebut diatas dimaksudkan sebagai uraian teoritis, yang akan membawakan kepada kategori kepimpinan menjadi lima kategori asas dalam kepimpinan. Kepimpinan yang efektif tidak mungkin wujud dengan mengunakan salah satu jenis kepimpinan secara murni. Arifin (2005) kelima jenis kepimpinan tersebut adalah :

v Kepimpinan Autokratik

Kepimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang atau sekelompok kecil orang yang diantara mereka tetap ada seseorang yang paling berkuasa. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Kedudukan bawahan semata-mata sebagai pelaksana keputusan, perintah dan bahkan kehendak pemimpin. Pemimpin memandang dirinya lebih dalam segala hal, dibandingkan dengan bawahannya. Perintah pemimpin tidak boleh dibantah, kerana dipandang sebagai satu-satunya yang paling benar. Oleh karena itu tidak ada pilihan lain bagi bawahan selain tunduk dan patuh di bawah kekuasaan sang pemimpin. Kekuasaan pemimpin digunakan untuk menekan bawahan, dengan mengunakan tindakan atau hukuman sebagai alat utama.

v Kepimpinan Paternalistik

Jenis kepimpinan ini lebih mengutamakan kebersamaan. Jenis ini memperlakukan semua satuan kerja yang terdapat dalam organisasi dengan seadil dan serata mungkin.

v Kepimpinan Karismatik

Dalam jenis ini pemimpin mempunyai kemampuan menggerakkan orang lain dengan mendayagunakan keistimewaan atau kelebihan peribadi yang dimiliki oleh pemimpin, sehingga menimbulkan rasa hormat, segan dan patuh pada orang-orang yang dipimpinnya. Adapun keistimewaan keperibadian yang umum dimiliki kepimpinan jenis ini adalah akhlak yang terpuji.

v Kepemimpinan bebas (Laissez Faire)

Dalam kepimpinan ini, pemimpin berkedudukan sebagai simbol. Kepimpinan dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan (berbuat) menurut kehendak dan kepentingan masing-masing, baik secara perseorangan maupun berupa sekumpulan kecil. Pemimpin hanya menjadikan dirinya sebagai penasehat, yang dilakukan dengan memberi kesempatan untuk berkerjasama atau bertanya bagi anggota kelompok yang memerlukannya. Dalam kepimpinan ini apabila tidak ada seorangpun dari anggota kumpulan atau bawahan yang mengambil inisiatif untuk menetapkan suatu keputusan maka tidak ada aktiviti/kegiatan organisasi.

v Kepimpinan Demokratik

Jenis kepimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap kumpulan/organisasi. Proses kepimpinan diwujudkan dengan cara memberikan kesempatan yang luas bagi anggota kumpulan/organisasi untuk turut serta dalam setiap kegiatan. Setiap angota kumpulan tidak saja diberi kesempatan untuk aktif, tetapi juga dibantu dalam mengembangkan sikap dan kemampuannya memimpin. Keadaan ini memungkinkan setiap orang siap untuk dinaikkan menduduki jabatan pemimpin secara berperingkat, bilamana terjadi kekosongan jawatan.

Kepimpinan Demokratik adalah kepimpinan yang aktif, dinamik dan terarah. Kegiatan-kegiatan pengendalian dilaksanakan secara tertib dan bertanggung jawab. Pembahagian tugas yang disertai arahan dan butiran tanggung jawab yang jelas membuatkan setiap angoota turut serta secara aktif. Dengan kata lain setiap anggota mengetahui secara pasti sumbangan yang dapat diberikan untuk mencapai tujuan organisasinya.

Related Posts with Thumbnails